Dolar AS Jatuh, Rupiah Diperkirakan Akan Kuat Di Bawah 15.000 Pada Akhir 2022.

Analis pasar modal Hans Kwee meyakini rupiah akan kembali menguat ke level Rs 14.900 per dolar AS pada akhir tahun 2022.

Kondisi mata uang Garuda naik di bawah Rs 15.000 per dolar adalah mengakhiri kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral AS atau The Fed dalam rilis Desember.

“Sementara rupiah mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir akibat sikap The Fed yang agresif hawkish menaikkan suku bunga,” ujarnya dalam kajiannya, Selasa (25/10/2022).

Secara makro, dia menjelaskan Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menaikkan BI 7-day reverse repo rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

Kemudian suku bunga deposito juga naik 50 basis poin menjadi 4 persen, dan suku bunga kredit naik 50 basis poin menjadi 5,50 persen.

Hans memandang keputusan untuk menaikkan suku bunga kebijakan sebagai tindakan pencegahan dan ingin mengurangi risiko inflasi inti yang lebih tinggi dan ekspektasi inflasi karena harga pasar yang lebih tinggi.

Kenaikan suku bunga dimaksudkan untuk meredam ekspektasi inflasi yang terlalu tinggi saat ini dan memastikan bahwa inflasi inti di masa depan kembali ke target 3,5% plus atau minus 1% pada awal paruh pertama tahun 2023.

Selain itu, keputusan ini juga bertujuan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan indikator fundamentalnya akibat penguatan dolar AS dan tingginya tingkat ketidakpastian di pasar keuangan global.

“Apresiasi BI cenderung berdampak positif terhadap pasar saham dan dapat berkontribusi pada nilai tukar rupiah yang lebih stabil ke depan,” pungkas Hans.