IHSG Dan Rupiah Malah Cerah, Di Tengah Merahnya Pasar Saham Global

Di tengah kemerahannya pasar saham global, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (1/4/2023) cukup cerah.

Bahkan perdagangan hari Jumat memecahkan rekor sepanjang masa dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik di level 7.090.

Penguatan IHSG ditopang oleh 10 indeks sektoral. Sektor industri memimpin kenaikan sebesar 1,03%.

Sektor kesehatan tumbuh 0,41%. Sektor energi tumbuh 0,20%. Sektor real estate dan real estate tumbuh 0,19%. Sektor teknologi tumbuh 0,23%.

Hal ini berbeda dengan mayoritas bursa global yang kolaps.

Saham Asia biasanya merah dengan Nikkei turun 0,84 persen, Hang Seng Hong Kong 1,18 persen, dan Straits Times 0,1 persen.

Sementara itu, Shanghai Composite naik 0,27 persen.

Wall Street ditutup lebih rendah pagi ini dengan Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,5 persen, S&P 500 turun 1,5 persen, dan Nasdaq Composite turun 1,5 persen.

Sebelumnya, Analis Panin Securities William Hartanto mengatakan hari ini IHSG mulai mencoba menguji level 7.100, dan masih didukung oleh aksi beli bersih dari investor asing dan memungkinkan untuk rebound, terlihat dari volume perdagangan yang stabil di tengah arus yang kuat.

“IHSG hari ini berpotensi untuk bergerak mix, cenderung menguat di kisaran 7.000 hingga 7.100. Konsolidasi tersebut masih ditopang oleh aksi beli bersih oleh investor asing,” kata William dalam rekomendasinya.

Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot pagi ini juga menguat. Menurut Bloomberg, pada pukul 09,04, rupiah menguat Rp 14.357 per dolar AS, atau naik 6 poin (0,04 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.361 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan meski pagi ini menguat, rupiah diprediksi melemah sore ini.

Ini mengikuti ekspektasi pelaku pasar bahwa Bank Sentral AS akan secara agresif menaikkan suku bunga acuan AS tahun ini. Selain itu, agresi Rusia di Ukraina terus berlanjut, yang meningkatkan risiko inflasi akibat kenaikan harga komoditas, termasuk komoditas energi dan pangan.

“Ekonomi global, termasuk Indonesia, bisa mencapai inflasi. Nilai tukar rupiah juga berpotensi tertekan terhadap dolar AS dengan harapan kenaikan agresif suku bunga acuan AS menyusul rilis data ekonomi AS kemarin,” kata Ariston.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.400 per dolar AS hingga Rp 14.350 per dolar AS. (Tunai/)