Melantai Di BEI, Apakah Saham GoTo Bakal Seperti Bukalapak?

PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) baru saja terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (11/4/2023).

Pada awal perdagangan, saham GOTO mengalami kenaikan signifikan sebesar 13,02 persen, setelah ditawarkan Rp 338 per saham.

Namun setelah itu, pergerakan harga saham GOTO tidak mengalami kenaikan. Hari kedua setelah IPO, harga saham GOTO turun 3,14 persen, dan terus naik tipis keesokan harinya. Selama akhir pekan, harga saham GOTO adalah Rp 376 per saham, naik 0,5 persen.

Sejak merencanakan IPO, GOTO tak luput dari bayang-bayang pesaingnya, Bukalapak (BUKA). Selain sama-sama mencatat kerugian saat IPO, harga saham OPEN setelah beberapa hari IPO (2023) juga ditetapkan, dari semula di level Rp 850 per saham, kini harga saham OPEN menjadi Rp 346 per saham. . saham, turun lebih dari 50 persen.

Lantas apakah saham GOTO bisa bernasib sama dengan OPEN?

Informasi Investasi Senior Mirae Asset Securities Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan itu. Pasalnya, saham GOTO masih baru tercatat di BEI, padahal sudah seminggu belum terjual.

Namun, Nafan melihat dari sisi teknis, pergerakan harga saham GOTO ini dibarengi dengan volume perdagangan yang baik. Penurunan volume terjadi hanya sehari setelah listing GOTO pada 12 April 2023 menunjukkan aksi penjualan yang tinggi.

Nafan mengatakan pada penutupan perdagangan Jumat, volume perdagangan GOTO berada pada kisaran 3,68 miliar lembar saham, dan ditutup naik 0,53 persen dari volume perdagangan Rabu sebesar 3,26 miliar lembar.

“Jadi volumenya masih sekitar 3 miliar lembar ya. Di sisi lain, penguatan GOTO tidak terlalu terlihat, dan sehari setelah IPO, penurunan candle menunjukkan adanya tekanan jual yang terlihat. Namun Rabu dan Kamis cukup diapresiasi, namun belum mencapai level menengah,” jelas Nafan, Jumat (15/4/2023).

Nafan menjelaskan, jika diukur secara teknikal, titik tengahnya berada di sekitar Rp 400 per saham, dan jika mencapai level tersebut maka peristiwa GOTO sedang mengalami konsolidasi bullish. Namun pada akhirnya GOTO belum mencapai level tersebut sehingga masih dalam tren konsolidasi menurun.

“Konsolidasi turun saat ini berarti konsolidasi GOTO masih butuh sentimen, karena euforia IPO sudah berakhir. Jadi (naik lagi) GOTO butuh sentimen positif, dan kemungkinan besar investor mengharapkan aksi emiten. Right Issue, atau dividen ,” jelas Nafan. .

Nafan menyimpulkan jika sentimen positif dividen menunggu perusahaan untung, aksi korporasi seperti rights issue juga efektif mendongkrak sentimen positif. Misalnya, isu hak untuk memperkuat basis SDM GOTO, menjalankan strategi bisnis, atau mempertahankan status decacorn.

“Dari penggunaan transaksi digital, Indonesia terbesar di ASEAN, dan pada tahun 2025 pemerintah memproyeksikan transaksi digital hingga 124 miliar dolar AS. Jadi sebenarnya potensi Gross Product Value (GMV) atau Gross Transaction Value (GTV) bisa masih bisa dioptimalkan ke depan.“Inilah cara penerbit bisa untung, meski butuh proses yang lama,” ujarnya.

Di sisi lain, Nafan melihat harga saham GOTO belum turun dari level support Rp 360 per saham. Jika harga saham GOTO mencapai level tersebut, ada dua level support penting sebagai penentu yaitu 340 dan 330.

“Dari analisa pribadi, jika GOTO mencapai level 340 dan 330, saya kira harga saham bisa saja mengalami penurunan. Setidaknya bisa kembali ke level 360. Jadi dalam analisa teknikal ini juga perlu dicek setiap hari, bagaimana pola candlesticknya. terbentuk. dua hari, pola candle biru terbentuk, tapi tipis dan di bawah standar deviasi, jadi GOTO masih konsolidasi ke bawah, ” katanya.