Pada Selasa sore (22/11/2022), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah Rp 15.696.
Sebelumnya pada Senin (21/11/2022), rupiah berada di Rp 15.712 terhadap dolar AS.
Jika diamati lebih dekat, nilai tukar Garuda naik 16 poin.
Pengamat pasar keuangan Ibrahim Aszhuangbi mengatakan fluktuasi nilai rupee terutama didorong oleh sentimen domestik dan asing.
Adapun faktor eksternal, nilai tukar utama rupiah terus dipengaruhi oleh penguatan indeks dolar AS.
“Dolar melemah tetapi tetap tinggi pada hari Selasa setelah reli semalam yang membuat investor berbondong-bondong ke mata uang safe-haven di tengah kekhawatiran kerusuhan Covid di China,” kata Ibrahim dalam analisisnya, Selasa (22/11/2022).
Sementara itu, karena faktor internal, pelaku pasar keuangan masih mempersepsikan pernyataan Bank Indonesia (BI) bahwa pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat.
Hal tersebut juga dibarengi dengan tekanan inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga yang agresif di negara maju, dan berlanjutnya ketidakpastian di pasar keuangan.
Menurut Ibrahim, ancaman baru kini membayangi gejolak ekonomi global. Bahayanya terletak pada refleksi atau kombinasi dari risiko resesi dan inflasi yang tinggi.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi global kemungkinan akan melambat menjadi 2,6 persen pada tahun 2023 dari yang semula diproyeksikan sebesar 3 persen pada tahun 2022, yang mengarah ke peluang resesi sebesar 60 persen di AS dan Eropa.
Tekanan inflasi dan inflasi inti global diperkirakan masih tinggi pada tahun 2023. BI memperkirakan inflasi global dapat mencapai 9,2 persen (disetahunkan) pada akhir tahun dan tetap tinggi pada tahun 2023, turun menjadi 5,2 persen.
Dengan faktor tersebut, Ibrahim memprediksikan besok (23/11/2022) kurs Garuda akan terus berfluktuasi dan cenderung melemah.
“Untuk perdagangan besok, mata uang rupee mungkin dibuka dengan fluktuasi, namun ditutup lebih rendah di kisaran 15.670-15.740 rupee,” pungkasnya.