AI Meta Dapat Menerjemahkan Ke Dalam 200 Bahasa

Pada Februari 2023, CEO Meta Mark Zuckerberg berbicara tentang visi perusahaannya, yang berfokus pada sistem penerjemahan bahasa. Visinya adalah “No Language Left Behind” (NLLB) atau “Leave No Language Left Out”.

Enam bulan setelah pengumuman, Meta mengumumkan kecerdasan buatan (AI) yang mampu berbicara dan menerjemahkan 200 bahasa yang berbeda. Kecerdasan buatan ini disebut “NLLB-200”.

200 bahasa yang dapat diterjemahkan secara bersamaan, termasuk bahasa dari seluruh Asia dan Afrika dan bahasa yang jarang digunakan seperti Lao (bahasa Laos) dan Kamba, bahasa orang Bantu di Kenya, Tanzania.

Seperti yang Anda ketahui, ada lebih dari 7.000 bahasa di dunia saat ini. Dengan visi NLLB seperti yang dipresentasikan oleh Meta, perusahaan tampaknya benar-benar ingin mewujudkan tujuannya untuk memahami semua bahasa.

Nantinya, AI ini akan mampu meningkatkan kemampuan penerjemahan bahasa dari aplikasi media sosialnya, yakni Facebook dan Instagram.

Menurut Meta, NLLB-200 dapat menerjemahkan bahasa Afrika dengan memuaskan. Pencapaian tersebut melampaui rekor model AI sebelumnya, yang disebut “FLORES-101”.

FLORES-101 sendiri adalah model AI yang mampu berbicara dalam 100 bahasa berbeda. Namun, AI memiliki kekurangan, sehingga diperlukan review oleh peneliti.

Namun, masih ada masalah yang perlu ditangani oleh perusahaan. Ketika AI menerjemahkan teks dari bahasa Inggris ke bahasa lain atau sebaliknya, itu dapat dilakukan dengan mudah.

Namun, jika kedua bahasa tersebut bukan bahasa Inggris, maka AI akan lebih sulit menerjemahkannya.

Ini karena model bahasa yang digunakan dalam AI hanya mengandalkan data tertulis yang diperoleh dari Internet.

Jika sumber teks dari bahasa tertentu di Internet sangat terbatas, sistem tidak akan dapat menyediakan jumlah terjemahan yang maksimal.

Untuk meningkatkan AI ini, Meta akan membuka sumber NLLB-200. Artinya AI akan terbuka untuk umum sehingga siapa pun dapat mengeksploitasi, memodifikasi, dan memperbaiki kerentanan dalam sistem.

Selain itu, Meta juga akan memberikan $200.000 atau sekitar Rs3 miliar kepada organisasi nirlaba yang ingin mengembangkan teknologi tersebut.