Drama Perebutan Juara Liga 1, Tak Cuma Soal Head To Head, Bali United Lebih Diuntungkan Dari Persib

Perburuan drama Liga Champions 1 bukan sekadar sengketa, Bali United lebih beruntung dari Persep.

Para pemburu gelar Liga 1 2023 telah memasuki pekan penting.

Hanya dua tim yang masih berpeluang merebut gelar adalah Bali United dan Persib Bandung.

Keduanya dipastikan akan bermain di tiga laga tersisa.

Menurut perhitungan, Bali United lebih menguntungkan dibanding Persep Bandung.

Tak hanya masalah teknis, faktor non-teknis juga menjadi cita rasa drama turnamen Liga 1 2023 yang berlangsung antara Persip dan Bali United.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut review perburuan juara Liga 1 antara Persip Bandung vs Bali United:

Faktor dalam jumlah poin, musuh potensial, head to head

Bali United berpeluang besar merebut gelar Liga 1 2023/2022 lebih cepat jika rivalnya, Persib Bandung, gagal meraih kemenangan di pekan ke-32 pertandingan.

Bali United saat ini berada di puncak klasemen dengan 69 poin.

Persep berada di posisi kedua dengan 66 poin.

Jarak tiga angka tersebut memberikan peluang bagi kedua tim untuk saling tekel hingga akhir musim tanam.

Tiga pertandingan terakhir Bali United adalah melawan Madura United, Persibaya, dan Persik Kediri.

Bagi Persib, sejak pekan ke-32 pertandingan semakin sulit.

Maung Bandung harus melawan Persibaya, Persik dan Barito Putera.

Persibaya diharapkan menjadi jalan paling curam menuju Persip.

Mengalahkan Persep di laga Pekan 32 akan menjadikan Bali United sebagai pemenang.

Apalagi jika Ilija Spasovic berhasil mengalahkan Madura United.

Bali United kemudian mengumpulkan 72 poin sementara Persep tetap 66 poin.

Jika Bali United kalah di dua laga sisa dan Persep menang dua kali, gelar musim ini tetap menjadi milik Tridatu Serdadu.

Saat Persep berhasil mendapatkan poin yang sama dengan Bali United, ia gagal meraih kemenangan.

Pasalnya, kedua tim bermain imbang 2-2 di babak pertama dan Bali United menang 1-0 atas Persep di babak kedua.

Sistem head-to-head menjaga Bali United di puncak klasemen jika kedua tim sama-sama mendapatkan poin di akhir musim.

Robert Alberts sebut match factor di Bali

Pelatih Persep Bandung Robert Rene Alberts memperkirakan beberapa waktu lalu, Bali United menjadi tim yang paling diuntungkan dalam perebutan gelar juara kali ini.

Ini bukan hanya karena Bali United hanya berada di peringkat teratas.

Namun Robert Rainey Alberts mengatakan pertandingan Bali memberi keuntungan bagi Bali United.

“Kami tahu aturannya sangat jelas dan mereka tidak menjamu tim mana pun,” kata Robert Rene Alberts.

“Ketika kami di sini dari Seri 3, 4,5 kami berada di Bali.”

“Saya kira ini sangat menguntungkan Bali (Bali United),” ujarnya.

Sementara itu, Bali United tampil impresif selama berada di Bali.

Setelah gagal di dua laga awal Januari lalu, Bali United kembali tak terkalahkan dalam 13 laga berikutnya.

Parahnya, dari 13 laga yang dimainkan Bali United, sudah 12 kali menang.

Satu pertandingan tersisa berakhir imbang.

Faktor kesepuluh kontroversial

Dalam drama tentunya terdapat hal-hal yang kontroversial, baik teknis maupun nonteknis.

Dalam laga perebutan juara antara Persep melawan Bali United, ‘X Factor’ benar-benar menggebrak di Pekan 31 ketika Serdadu berhasil mengalahkan Arema FC 2-1 setelah kalah.

Dalam pertandingan ini sempat menuai kontroversi dan menjadi sorotan dari beberapa pihak, termasuk dari Beratuh, salah satu pendukung Persip Bandung.

Melihat progres pertandingan dan hasil yang diperoleh kedua tim, Manajer Viking Persib Club (VPC) Dadan Garenick mengaku kaget dengan apa yang terjadi pada Arema FC.

Menurutnya, tim berjuluk Si Gila Singo yang membutuhkan poin ekstra untuk memastikan masuk lima besar hingga akhir musim ini tidak bermain seperti biasanya.

“Tadi, teman-teman saya di sini (VPC) membahas ini, kami terkejut.”

“Arima kudu berjuang lan bisa menang pertandingan saka Bali United”

“Namun tepatnya di babak kedua, permainan berubah drastis, karena membuka peluang untuk terus menekan hingga terjadi tendangan penalti di penghujung pertandingan,” kata Tribun Gabar, Selasa (15/3/2022).

Peristiwa ‘X-factor ‘ lain yang disorot dalam pertandingan adalah di akhir pertandingan, karena wasit yang memimpin pertandingan seolah memberi keuntungan bagi Bali United.

Dalam setiap duel yang terjadi antara pemain Bali dengan Arima, jika pemain Arima memenangkan bola langsung dianggap pelanggaran.

Namun, jika bola bisa dikuasai Bali United, wasit tak gentar meniup peluit. Hingga akhirnya terjadi pelanggaran di area penalti sebelum pertandingan usai.

Dia berkata, “Yah, aku tidak mau suudzon tapi aneh, bagaimana itu bisa terjadi. Jadi, ada apa dengan Arima?”

Ia pun berharap Persep tidak mengandalkan hasil pertandingan yang dicetak lawan lain dan lebih fokus pada timnya guna mempercepat tiga pertandingan tersisa.

Intinya, kami optimistis Persep bisa menang dan membereskan sisa pertandingan selanjutnya.”

“Sekarang saya lebih baik memutuskan nasib saya, bermain baik dan terus menang sampai akhir,” katanya.

Kontroversi lain yang menjadi fokus pertandingan juga dilupakan oleh pengamat sepak bola dan pelatih Bobotoh PAM Cibeunying, Wawan Dermawan.

Menurutnya, penalti yang diberikan Bali United pada menit ke-91 kontroversial.

Hal ini dikarenakan pelanggaran di kotak terlarang yang diberikan wasit sebagai hadiah bagi Bali United untuk memperbesar jarak atau menghalangi peluang Persep Bandung merebut gelar musim ini.

“Penghargaan penalti ini seperti penalti kontroversial dan itu terjadi pada menit terakhir, karena jika Anda melihat tayangan ulang, Fabiano tidak terlihat seperti pelanggaran.”

Dan dia mengatakan dalam keterangannya kepada Tribunjabar.id, Selasa (15/3/2022): “Tapi wasit tetap menetapkan titik penalti untuk Bali United, sehingga hasil akhirnya menjadi 2-1 untuk kemenangan Bali United”.

Hasil ini tentu membuat langkah Persep cukup sulit untuk terus dipertahankannya, meski setelah Bali United berada di puncak klasemen.

“Dengan kemenangan Bali United, ini adalah rekan yang sulit bagi Robert Rinnie karena dia sekarang tertinggal tiga poin.”

Dalam artian melawan Persibaya, Persep harus bisa menang lebih dari dua gol jika ingin tetap di tangga klasemen, ujarnya.

Menarik untuk melihat apakah sisa tiga pertandingan Persib dan Bali United juga akan diwarnai oleh faktor kontroversial lainnya.

Yang jelas persaingan kompetitif akan mendorong kemajuan sepak bola nasional.