Ekonom: Belanja Produktif APBN Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan kinerja shock absorber APBN yang impresif menjadi alat penting untuk melindungi masyarakat saat dorongan pemulihan ekonomi nasional dimulai.

Esther Sri Astuti, kolumnis ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, mendesak pemerintah membelanjakan uang secara efisien dan terarah.

“Seringkali program antar kementerian diduplikasi, program pusat daerah juga double-double. Sehingga anggaran belanja tidak hanya tidak efisien, tapi juga tidak sesuai target,” ujar Esther, Rabu (18/1/2023).

Selain itu, ada kendala pencairan dana pusat ke daerah.

Sebab, pembayaran ke APBN selalu tertunda akibat birokrasi yang relatif rumit.

“Jadi, jika sejak awal pemerintah mendorong pengeluaran yang sehat oleh rumah tangga, rintangan ini perlu diatasi,” kata Esther.

Ia menyarankan agar pemerintah menetapkan target yang terukur seperti key performance index (KPI).

“Ini harus dikaitkan dengan target KPI masing-masing instansi, seperti angka kemiskinan 7 persen, penurunan angka pengangguran, menyerap tenaga kerja 4 juta orang setahun, dan sebagainya,” ujarnya.

Sementara itu, realisasi APBN 2022 yang impresif tercermin dari defisit 2,38 persen dari target 4,5 persen dan penerimaan negara 115,9 persen dari target, atau tumbuh 30,6 persen.

Kemudian Menko Airlangga 2023 mengingatkan, APBN tetap akan berperan sebagai shock absorber untuk menjaga momentum pemulihan.

Salah satunya meminta kepala daerah mengoptimalkan belanja pusat dan daerah untuk meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) yang merupakan faktor penting dalam percepatan pertumbuhan ekonomi.

“Dan pada tahun 2023 ini, meskipun sepertiga perekonomian dunia sedang mengalami masalah atau krisis, mereka mengatakan bahwa Indonesia masih sangat optimis dengan pertumbuhan yang diperkirakan berada pada kisaran 4,7-5,3 persen,” kata Menkeu. . , yang juga Ketua Umum Partai Golkar.