Dengan persaingan sengit di antara pembuat platform media sosial, CEO Twitter Elon Musk telah mengumumkan rencana untuk mengubah tampilan dan nuansa iklan, serupa dengan konsep yang digunakan dalam pencarian Google.
Informasi ini diketahui publik setelah Elon Musk men-tweet tentang perubahan personalisasi iklan di timeline utama Twitter.
Elon Musk menjelaskan bahwa mesin pencari yang diperbarui akan menargetkan iklan berdasarkan kata kunci pencarian daripada data aktivitas atau profil pengguna.
Musk mengambil langkah ini dengan cara yang mirip dengan iklan yang terpasang di mesin pencari Google. Bedanya, tampilan iklan Twitter Mask meningkatkan personalisasi dengan membuatnya terlihat lebih efektif dibandingkan kompetitor.
“Kami mengambil tindakan korektif yang jelas dengan menampilkan iklan berdasarkan kata kunci dan topik di tweet, mirip dengan yang dilakukan Google dengan pencarian,” tulis Musk, dikutip The Verge.
Meski sejumlah ahli berpendapat bahwa menyematkan iklan di fungsi pencarian atau kata kunci media sosial tidak bisa berhasil.
Namun, hal ini tidak lantas menyurutkan semangat Musk untuk menghadirkan inovasi baru ke pasar. Dia mengklaim bahwa bisnis periklanannya dapat berkembang kembali karena dapat meningkatkan relevansi kontekstual secara signifikan.
“Saya pikir Twitter benar-benar dapat meningkatkan iklan dalam 2-3 bulan ke depan,” kata Marcin Kadluca, mantan manajer monetisasi Twitter yang dipecat.
Bisnis periklanan belakangan ini menjadi fokus Twitter untuk menggenjot pendapatan setelah pendapatan iklan harian Twitter turun 71 persen pada Desember tahun lalu.
“Penurunan pendapatan yang parah karena pengiklan menghindari kekhawatiran atas kemampuan Twitter untuk menyingkirkan konten yang tidak pantas. Platform ini juga menghadapi gangguan dan kemarahan yang signifikan dari netizen dalam beberapa bulan terakhir,” kata Musk.
Khawatir tekanan ini dapat mengancam ekonomi Twitter, Musk mendorong peningkatan laba triwulanan melalui hal-hal seperti merilis fitur berbayar, menjual perabot dan peralatan kantor, dan memberhentikan ribuan karyawan untuk membendung kenaikan biaya operasional.
Namun, metode itu tidak menyelamatkan Twitter dari kebangkrutan, dan karena bisnis iklannya menghasilkan uang, Musk yakin pendapatan Twitter dapat meningkat dengan cepat untuk mengimbangi kerugian kuartal sebelumnya.