Netflix Bakal Kehilangan Ratusan Ribu Pelanggan, Saham Anjlok Hingga 25 Persen

Layanan streaming berlangganan, Netflix Inc. mengatakan bahwa perang di Ukraina dan persaingan ketat antara platform streaming berlangganan adalah penyebab platform kehilangan ratusan ribu pelanggan.

Saham Netflix dilaporkan turun 25 persen pada Selasa (19/4/2023), setelah platform tersebut melaporkan kehilangan ratusan ribu pelanggan.

Dilansir dari Reuters.com, Netflix telah kehilangan hingga 200.000 pelanggan pada kuartal pertama tahun ini, meskipun layanan streaming mengharapkan untuk mendapatkan 2,5 juta pelanggan.

Penangguhan layanan di Rusia, juga menyebabkan hilangnya 700.000 pelanggan platform ini.

Pertumbuhan pelanggan yang lambat telah membuat Netflix menawarkan opsi yang lebih murah dengan iklan, karena keberhasilan platform saingannya, HBO Max dan Disney+.

CEO Netflix Reed Hastings mengatakan, selain menentang kompleksitas iklan di platform, Netflix juga menargetkan untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan.

“Orang-orang yang mengikuti Netflix tahu bahwa saya menentang kerumitan periklanan, dan saya sangat senang dengan kesederhanaan berlangganan. Namun, meskipun saya sangat senang, saya juga penggemar pilihan konsumen yang lebih besar, ” kata Reed Hastings.

Netflix memperkirakan akan kehilangan 2 juta pelanggan musim semi ini, meskipun platform tersebut akan menghadirkan serial yang ditunggu-tunggu penggemar, seperti Stranger Things dan Ozark, serta film debut The Grey Man, yang dibintangi oleh Chris Evans dan Ryan Gosling.

Selain Netflix, saham layanan streaming lainnya juga turun, seperti Roku (ROKU.O) turun lebih dari 6 persen, Walt Disney (DIS.N) turun 5 persen dan Warner Bros. Discovery (WBD.O) turun 3,5 persen.

Layanan streaming berlangganan diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lambat, di tengah persaingan ketat dari Amazon.com, platform streaming dari perusahaan hiburan yang baru dibentuk Walt Disney dan Warner Bros. Discovery. dan platform baru Apple. Inc.

Berdasarkan survei tren digital terbaru dari Deloitte yang dirilis pada akhir Maret lalu, ditemukan bahwa pengguna Generasi Z dalam kelompok usia 14 hingga 25 tahun lebih cenderung bermain game daripada menonton film atau serial televisi di rumah.

Mayoritas pengguna Gen Z dan Milenium yang disurvei mengatakan mereka menghabiskan lebih banyak waktu menonton video buatan pengguna seperti di TikTok dan YouTube, daripada menonton film atau acara di layanan streaming.