Spread Garuda FX Adalah Rs 15.626 Per USD, Dan IHSG Berhasil Naik Ke 7.017.

Nasib rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbanding terbalik akhir pekan ini.

Mata uang Garuda terdepresiasi seiring pasar saham Indonesia yang fluktuatif pada perdagangan Jumat (21/10/2022).

Rupee memburuk dan sekarang telah mencapai Rs 15.626,95 per dolar AS.

Nilai tukar rupee melemah 0,30% dari kemarin dan 1,24% untuk minggu ini.

Nilai tukar rupiah dilaporkan anjlok 9,51% sejak awal tahun. Rupiah berada pada titik terlemahnya dalam 2,5 tahun terakhir atau sejak April 2020.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah (SUN) diperkirakan akan kembali meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga dasar. Sore ini, imbal hasil obligasi FR0091 SUN bertenor 10 tahun kembali naik menjadi 7,59%.

Hasil benchmark SUN naik 21% year-to-date. Hingga akhir tahun 2023, benchmark return SUN masih sebesar 6,27%.

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS 10-tahun adalah 4,25% sore ini. Imbal hasil Treasury AS mencapai level tertinggi sejak Juni 2006.

Morgan Stanley menaikkan prospek suku bunga pada akhir tren kenaikan suku bunga BI menjadi 5,5% pada akhir tahun.

Ini berarti bahwa Morgan Stanley memperkirakan tingkat reverse repo 7 hari akan naik dengan total 75 basis poin.

“Bank Indonesia menginginkan inflasi mencapai targetnya lebih cepat dari perkiraan dan membatasi pelemahan nilai tukar terhadap dolar,” kata analis Morgan Stanley Derrick Kam dan Jin Choi dalam sebuah pernyataan yang dikutip Bloomberg.

Pelemahan nilai tukar rupiah ini sejalan dengan pergerakan hampir seluruh mata uang Asia. Hanya peso Filipina yang naik terhadap dolar AS pagi ini, menurut data Bloomberg.

Sementara itu, Yuan China (CNY) melemah paling parah terhadap dolar AS. Pelemahan yuan diikuti oleh baht, dolar Taiwan, won Korea, ringgit Malaysia, rupiah, dolar Singapura, yen, dolar Jepang dan Hong Kong.

Sementara dolar kembali menunjukkan penguatan. Pagi ini indeks dolar naik menjadi 113,11 setelah sedikit melemah sehari sebelumnya.

Indeks, yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama, cenderung tetap stabil selama seminggu.

“BI relatif kuat dalam menaikkan suku bunga dibandingkan dengan bank sentral lainnya, dan kami yakin pekerjaan BI masih jauh dari selesai,” Nicholas Mapa, ekonom senior di ING, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Bloomberg.

ING mengharapkan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk melawan pelemahan dan stabilitas nilai tukar rupiah akibat penghindaran risiko di pasar dan meningkatnya inflasi.

IHSG menguat

Sementara itu, IHSG ditutup menguat pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui RTI Business, IHSG naik 37,11 poin atau 0,53% menjadi 7.017 pada Jumat (21/10).

Sementara itu, IHSG menguat 2,98% untuk pekan 17-21 Oktober 2022.

Pertumbuhan IHSG ditopang oleh tujuh sektor dari 11 sektor BEI. Sektor yang menerima paling banyak adalah keuangan, naik 1,53%. Sektor infrastruktur melonjak 1,32%. Sektor konsumer non primer tumbuh sebesar 0,85%.

Kemudian sektor transportasi tumbuh sebesar 0,69%. Sektor kesehatan tumbuh sebesar 0,49%. Sektor industri tumbuh sebesar 0,47% dan sektor energi tumbuh sebesar 0,16%.

Sementara itu, sektor teknologi terkoreksi, turun 0,99%. Sektor komoditas melemah sebesar 0,89%. Sektor barang konsumsi primer turun 0,57%, sedangkan sektor properti dan real estate turun 0,51%.

Total volume perdagangan saham di BEI pada Jumat mencapai Rp 20,96 miliar dengan total nilai transaksi Rp 13,37 triliun.

298 saham naik, 237 saham turun dan 168 saham tidak berubah.

Pemenang LQ45 adalah:

1. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) 6,47% pada Rs 1.070 per saham 2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 4,55% pada Rs 10.350 per saham 3. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 3,46% hingga Rp 1.345 per Bagikan

Yang kalah di LQ45 adalah:

1. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) 4,36% pada Rs 6575 per saham 2. PT XL Axiata Tbk (EXCL) 3,52% pada Rs 2.470 per saham 3. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) 3,04% pada Rs 1.435 per saham.