Setelah PHK, Citigroup Menaikkan Gaji Bankir Menjadi 15 Persen

Dengan membayangi krisis yang mengancam pemutusan hubungan kerja yang melanda dunia, perusahaan investasi Citigroup Inc. sebenarnya meningkatkan gaji pokok bankir sebesar 10-15 persen.

Kenaikan gaji di Citi terjadi setelah sejumlah bankir di berbagai daerah di-PHK pada akhir Desember 2022, menurut sumber yang dipercaya Bloomberg.

Di sisi lain, kenaikan harga pangan dan energi di pasar dunia menyebabkan kenaikan inflasi yang cepat.

Tekanan ini kemudian mendorong politisi seperti The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) mengambil langkah agresif untuk menaikkan suku bunga ke level tertingginya.

Meski diyakini bahwa menaikkan suku bunga adalah cara paling efektif untuk menyamakan harga dan menurunkan inflasi.

Namun, kenaikan suku bunga menyebabkan turunnya laba sejumlah bank global, termasuk Citigroup.

Pasalnya, kebijakan moneter bank sentral secara tidak langsung menaikkan suku bunga bank lokal sehingga mendorong suku bunga dana pinjaman ke level tertinggi di tengah kenaikan inflasi.

Hal ini kemudian mendorong investor untuk menghentikan aktivitas perbankan seperti pemberian pinjaman, merger, akuisisi, dan IPO. Kondisi ini bahkan menurunkan pendapatan triwulanan Citi.

Dimana bank investasi asal negeri Paman Sam itu hanya mampu meraup laba bersih sebesar $2,5 miliar dengan harga tetap $1,16 per saham.

Ini kontras dengan pendapatan Citi tahun 2021 sebesar $3,2 miliar, atau $1,46 per saham.

Untuk mencegah pembengkakan biaya di tengah krisis, Citi memutuskan untuk bergabung dengan PHK besar-besaran dengan memangkas 53 persen bankirnya di kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA).

Namun, pasca PHK, Citi berupaya menggenjot pendapatan perusahaan, termasuk mendorong produktivitas karyawan melalui kenaikan gaji.

Karena itu, dia berharap pendapatan Citi bisa tumbuh 7% pada 2023.

Perusahaan tidak hanya meningkatkan gaji bankir Citi, tetapi juga meningkatkan dana kompensasi atau bonus untuk bankir investasi junior sebesar 15 persen di tengah penurunan industri perbankan global, menurut Bloomberg.