Tips Investasi Resesi: Jangan Spekulasi, Sesuaikan Dengan Kebutuhan

Tahun depan, perekonomian Indonesia dan seluruh dunia akan menghadapi resesi. Tanda-tanda ekonomi akan terkontraksi akan mulai terlihat akhir tahun ini.

Di antaranya ditandai dengan pemutusan hubungan kerja alias PHK di sejumlah perusahaan e-commerce dan digital startup.

Investor untuk berinvestasi di tahun depan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Drajad Hari Wibowo mengatakan menjelang akhir dari apa yang digambarkan sebagai resesi, frase “aturan uang tunai” muncul kembali.

Mengutip dari Investopedia, Cash is the King adalah istilah yang mengacu pada kepercayaan bahwa memegang uang tunai lebih berharga daripada bentuk sarana investasi lainnya seperti saham atau obligasi.

Drajad mengatakan tidak perlu panik saat menarik uang dalam jumlah besar di tabungan bank. Namun, dia setuju bahwa investor perlu memiliki cadangan kas.

Dia mengatakan investor disarankan untuk tidak menyerah pada panggilan untuk menjual aset untuk uang tunai.

“Kalau semua mau jual karena faktor psikologis, aset akhirnya jatuh karena ini,” kata Drajad dalam rapat di kantor Tribunnews di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2022).

Dia menyarankan tidak perlu berspekulasi saat membeli atau menjual aset. Lebih baik disesuaikan dengan kebutuhan individu.

“Jika ada kebutuhan untuk menjual beberapa aset, maka juallah. Kalau tidak, ya tunggu saja,” kata mantan anggota DNR RI itu.

Dia tidak menampik penguatan dolar AS akan menyebabkan koreksi di pasar modal.

Ini mengarah pada fakta bahwa dana mengalir ke aset dolar. “Namun, saya tidak melihat ada perbaikan yang menyebabkan keributan. Penyesuaian untuk fluktuasi normal,” kata Drajad.