Citigroup Mengumumkan PHK 50 Bankir Di Eropa, Timur Tengah Dan Afrika

Citigroup mengumumkan pada Senin (12/12/2022) pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 50 bankir di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA).

Citigroup mengatakan kepada Business Times bahwa PHK dilakukan karena dilanda perang di Ukraina, kenaikan suku bunga, dan kenaikan inflasi.

Saat ini, Citigroup mempekerjakan sekitar 6.000 orang di seluruh dunia di bidang perbankan, pasar modal, dan konsultasi.

Sumber itu mengatakan, pemutusan hubungan kerja akan berdampak pada sebagian besar orang yang menduduki jabatan direktur dan direktur eksekutif.

Sementara itu, pendapatan perbankan investasi kuartal ketiga Citigroup turun lebih dari seperlima dari tiga bulan sebelumnya, turun 64 persen YoY.

Morgan Stanley memberhentikan 1.600 karyawan

Morgan Stanley adalah perusahaan perbankan investasi yang juga mem-PHK 2 persen atau sekitar 1.600 orang dari total tenaga kerjanya.

“Beberapa orang akan dibebaskan. Di sebagian besar perusahaan, Anda melakukan ini setelah pertumbuhan bertahun-tahun,” kata James Gorman, CEO Morgan Stanley.

Sebelum berangkat, Gorman menjelaskan kepada karyawannya bahwa perusahaan akan melakukan PHK massal.

Penggalangan dana dan biaya akuisisi perusahaan turun sekitar 50 persen tahun ini.

PHK di perusahaan yang berbasis di New York itu berfokus pada sejumlah area bisnis, termasuk manajemen kekayaan, perdagangan, konsultasi tingkat atas, dan penasihat keuangan.

Credit Suisse memberhentikan 5.000 karyawan

Pada awal September, diketahui bahwa bank investasi terbesar kedua di Swiss, Credit Suisse, mem-PHK 5.000 karyawannya akibat kenaikan suku bunga oleh bank sentral di beberapa negara.

Tekanan ini menyebabkan Credit Suisse menghadapi serangkaian skandal negatif, mulai dari isu kenaikan biaya hukum hingga masalah penurunan volatilitas pasar keuangan Credit Suisse.

Pemutusan hubungan kerja dilakukan dengan sengaja untuk menahan kenaikan biaya karena bank yang berbasis di Zurich itu mengalami krisis pendapatan yang sedang berlangsung yang menyebabkan penurunan layanan perbankan, mengakibatkan kerugian 1,59 miliar franc Swiss pada kuartal kedua tahun ini.