IHSG Anjlok Di Level 7.104, Investor Asing Catat Net Buy Rp 595,83 Miliar

Setelah berjalan lancar selama tiga hari terakhir, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEP) akhirnya ambruk.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,62% atau 44,08 menjadi 7.104,22 pada akhir perdagangan Rabu (6/4/2023).

IHSG terseret oleh pelemahan delapan indeks sektoral untuk menutup pasar. Sektor transportasi dan logistik turun 1,80%. Sektor keuangan turun 1,28%. Sektor real estate dan real estate turun 1,26%.

Sektor infrastruktur turun 1,16%. Sektor barang konsumsi non-utama turun 0,73%. Sektor kesehatan turun 0,54%. Sektor barang konsumsi utama turun 0,31%. Sektor industri turun 0,14%.

Tiga sektor berhasil ditutup di zona hijau. Sektor teknologi tumbuh 2,10%. Sektor energi tumbuh 1,53%. Sektor bahan baku tumbuh 0,26%.

Jumlah transaksi bursa mencapai 26,64 miliar lembar saham dengan nilai transaksi Rp 15,52 triliun. Hingga 350 saham turun nilainya. Ada 190 saham naik dan 148 saham tidak berubah.

Manfaat LQ45 teratas saat ini adalah:

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) 8,25%
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) 5,88%
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) 5,34%

Kekurangan LQ45 meliputi:

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) -4,20%
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) -3,23%
PT Gudang Garam Tbk (GGRM) -2,72%

Investor asing mencatatkan net beli Rp 595,83 miliar di semua pasar. Net buyer asing terbesar adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Rp 163,5 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) Rp 112,8 miliar, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) Rp 109,2 miliar. .

Saham dengan penjualan asing bersih terbesar adalah PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) Rp 123 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 115,3 miliar, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Rp 113 miliar.