BNI Dan BRI Keluar Dari BSI, Bank Mandiri Tetap Menjadi Pemegang Saham Mayoritas

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I.I. Karthika Virjoatmojo mengumumkan bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Nasional Indonesia (BNI) akan hengkang dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

BSI saat ini sedang mencari investor strategis untuk menggantikan kedua bank tersebut.

“BSI ingin menambahkan lebih banyak elemen floating. Dari pemegang saham mayoritas, Bank Mandiri selamanya akan tetap menjadi pengendali, dan strategi (investor) akan tetap ada. (Nanti) BRI, BNI bertahap keluar dari BSI, kita lihat peluang pasar,” kata Karthika kepada wartawan, dikutip Kamis (16/2/2023).

Karthika mengatakan, rencana itu masih dibahas di kementerian BOOM. Namun hingga saat ini PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih menjadi pemegang saham mayoritas (PSP).

“Kalau pemegang saham saat ini (BRI dan BNI) hengkang, siapa yang bisa menggantikannya dan berapa jumlahnya? Ini adalah proses yang berkelanjutan dan diskusi dengan perspektif,” katanya.

Sementara itu, Heri Gunardi, Presiden Direktur PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), mengatakan perbankan syariah semakin berkuasa.

“Baik dari segi aset, dan dari segi pendanaan, dan dari segi simpanan, mereka terus menunjukkan pertumbuhan. Bahkan setelah masa kritis pandemi Covid-19, pertumbuhannya lebih tinggi dari perbankan konvensional,” ujarnya.

Hal tersebut sejalan dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022: aset industri perbankan syariah naik 13,75% year-on-year, pendanaan naik 10,86% year-on-year, dan DPK naik 12,69% year-on-year.