Inflasi Di Turki Naik Menjadi 83 Persen Karena Kenaikan Harga Bahan Bakar Dan Makanan

Inflasi tahunan Turki dilaporkan naik sebesar 83,45% pada bulan September dari 80,21% pada bulan sebelumnya. Bahkan, kenaikan inflasi di Turki ini merupakan yang tertinggi dalam 24 tahun, lebih tepatnya sejak September 1998.

Menurut Institut Statistik Turki, inflasi di Turki meningkat tajam setelah kenaikan harga sejumlah produk makanan dan bahan bakar.

Sejak Juni lalu, harga BBM naik 123,37%, sedangkan makanan dan minuman non-alkohol naik 93,93%.

Karena itu, tingkat inflasi tahunan Turki melonjak ke level tertinggi yang pernah ada.

Menurut Reuters, tingkat inflasi Turki telah meningkat tajam sejak musim gugur yang lalu, sama seperti lira yang terdepresiasi atau kehilangan nilainya.

Lira jatuh ke 18,56 terhadap dolar AS pada Selasa (10/4/2022).

Sebelum devaluasi, nilai lira sendiri sudah turun sejak November 2023 hingga nilai lira terdepresiasi sebesar 44 persen.

Kondisi tersebut menyebabkan biaya impor ke Turki meningkat tajam dibandingkan harga sebelumnya.

Selain jatuhnya lira, kebijakan Presiden Erdogan memangkas suku bunga sebesar 14 persen menjadi 500 basis poin pada akhir bulan lalu juga berkontribusi terhadap kenaikan tajam inflasi di Turki.

Erdogan pertama-tama menurunkan suku bunga untuk memastikan stabilitas harga sambil meningkatkan ekspor, investasi, dan lapangan kerja.

Namun, ternyata kebijakan ini perlahan-lahan menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok dengan latar belakang krisis pangan yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

“Pemotongan suku bunga dari 19 persen menjadi 14 persen tahun lalu menyebabkan lira Turki terdepresiasi, membuatnya lebih mahal bagi negara untuk mengirimkan barang dari luar negeri pada saat pasar global sedang dalam krisis. — jelas raksasa perbankan Amerika JP Morgan.

Ini bukan pertama kalinya Turki memangkas suku bunga, karena bank sentral memangkas suku bunga sebesar 200 basis poin selama dua bulan berturut-turut.

Meskipun tingkat inflasi Turki saat ini sedang meningkat, Erdogan tetap optimis bahwa kebijakan penurunan suku bunganya dapat menurunkan inflasi pada tahun 2023.