Kementerian Keuangan Melihat Potensi Kenaikan Suku Bunga Sebagai Penyebab Krisis Utang Global

Departemen Keuangan (Kemenkeu) melaporkan bank sentral di negara maju telah merespons dengan gencar menaikkan suku bunga acuan sebagai upaya membendung kenaikan inflasi global.

Panel ahli belanja publik Menteri Keuangan Made Arya Wijaya mengatakan, bahkan sejak Maret hingga November 2022, Federal Reserve atau Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 375 basis poin (bp).

“Suku bunga yang lebih tinggi telah meningkatkan volatilitas di pasar keuangan global, yang menyebabkan arus keluar modal ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia,” katanya pada acara “Peran Anggaran Pemerintah dalam Konteks Pemulihan Ekonomi dan Anti-Resesi”. . , Senin (12/12/2022).

Terjadinya capital outflows atau arus keluar telah memberikan kontribusi terhadap depresiasi nilai tukar dan kenaikan biaya pinjaman atau pembiayaan.

“Meningkatnya biaya utang dapat memicu krisis utang global karena banyak negara memiliki rasio utang yang sangat tinggi. Hal ini karena pengenalan stimulus fiskal yang diterapkan oleh banyak negara selama pandemi Covid-19. kata Made.

Apalagi, lanjutnya, inflasi global yang tinggi pada akhirnya akan menurunkan permintaan dan menyebabkan stagflasi.

“Ini jelas kombinasi yang sangat berbahaya, sehingga perlu dilakukan kombinasi kebijakan secara hati-hati,” pungkasnya.